Berbagai Mitos Seputar Perawatan Kulit yang Sering Ditemui
Memiliki kulit yang mulus, sehat, dan cerah ialah harapan kebanyakan orang. Keinginan inilah yang menjadi pemicu orang-orang untuk berlomba-kontes mencari produk perawatan kulit yang mampu mengantarkan pada hasil tersebut.
Tak hanya sekedar mencari produk perawatan kulit, demi mendapatkan kulit yang diidamkan tersebut, orang-orang juga tak henti-hentinya mencari berita seputar perawatan kulit baik eksklusif lewat dokter dan hebat kulit, ataupun dengan berselancar ria lewat dunia maya.
Terutama pada masa digital ketika ini, pertumbuhan teknologi membuat lebih mudah masyarakat untuk menerima informasi tanpa perlu merogoh kocek tinggi. Karena hampir semua pertanyaan yang diajukan akan terjawab oleh mesin pencarian online.
Sayangnya, fasilitas mendapatkan gosip ini tidak melulu menunjukkan efek positif bagi penggunanya. Dikarenakan internet mampu diakses oleh siapapun, informasi yang tersebar pun bisa ditulis oleh semua orang. Tanpa mengenal latar belakang, usia, ataupun jenis kelamin.
Padahal dalam merawat kulit, kita dilarang asal pilih lho menelan semua gosip tersebut bundar-bulat. Bisa-bisa, informasi yang ditemukan tersebut hanyalah mitos belaka. Nah, apabila kamu ingin mengetahui mitos-mitos seputar perawatan kulit yang sudah banyak tersebar, Kamini sudah merangkumnya untuk kamu.
1. Pori-Pori dapat Membuka dan Menutup
Mitos ini mampu dibilang ialah mitos yang paling banyak diandalkan oleh masyarakat. Kebanyakan dari kita mungkin percaya bahwa pori-pori mampu membuka khususnya dengan santunan air ataupun uap panas. Begitupula untuk menutupnya kembali, cukup gunakan air cuek. Padahal nyatanya, cara kerja pori-pori tidak demikian.
Pori-pori hanyalah lubang dan kanal tempat ekskresi minyak serta keringat menuju permukaan kulit. Tidak ada otot khusus apapun yang menciptakan pori-pori dapat membuka atau menutup.
Hanya saja ketika pori-pori tersumbat, penampilan pori-pori akan tampak makin besar. Karena memang sumbatan tersebut mampu menciptakan pembesaran ukuran pori-pori. Namun kalau sumbatan ini dihilangkan, maka ukuran pori-pori pun akan kembali seperti semula.
Disinilah tugas uap panas atau air hangat muncul. Seperti dikutip dari situs web Harpers Bazaar, uap panas dan air hangat akan mengendurkan sumbatan kotoran dan minyak di dalam pori-pori, menjadikannya gampang diangkat dikala paras dibersihkan menggunakan produk pembersih.
2. Tidak Perlu Menggunakan Sunscreen ketika Cuaca Mendung
Ketika matahari tertutup awan, pada umumnya dari kita merasa bahwa kulit akan terbebas dari bahaya paparan sinar matahari yang terik. Memang sih ketika mendung, cuaca akan cenderung lebih sejuk dan adem. Namun, siapa sangka ancaman sinar UV juga tetap mengintai kulit sekalipun ketika sang mentari terhalang lapisan awan.
Menurut Skin Cancer Foundation, pada ketika cuaca mendung sinar UV tetap dapat mencapai bumi sampai 80%. Artinya, awan tidak sungguh-sungguh bisa memblokir sinar UV tersebut dan tetap mampu menciptakan kulit terekspos oleh ancaman sinar UV. Sehingga, penggunaan sunscreen ketika cuaca mendung tetap harus dilakukan.
3. Kulit Berminyak Tidak Membutuhkan Pelembab
Mitos lain yang cukup meningkat di penduduk seputar perawatan kulit adalah tidak diperlukannya pelembab pada pemilik kulit berminyak. Banyak yang berasumsi bahwa kulit berminyak telah mempunyai jumlah minyak alami (sebum) yang mampu berfungsi selaku pelembab dan tidak perlu lagi memakai produk pelembab perhiasan.
Sebum memang berkontribusi dalam memperkuat skin barrier dan membuat permukaan kulit terbebas dari kekeringan dan pecah-pecah. Akan tetapi, sebum tidak berperan apapun dalam melembabkan bab dalam permukaan kulit. Karena tugas ini cuma mampu diberikan oleh kandungan air dalam kulit. Fungsi ini disebut juga selaku hidrasi.
Hidrasi sendiri diharapkan untuk kulit terlepas dari kondisi dan jenis kulit. Seseorang dengan kulit berminyak tetap mungkin kekurangan hidrasi pada kulitnya. Biasanya, saat mengalami kulit yang kelemahan hidrasi (kehilangan cairan tubuh), pemilik kulit berminyak akan merasa kulit mereka berminyak sekaligus kering secara berbarengan.
Sehingga untuk menanggulangi ini, pemilik kulit berminyak juga memerlukan produk yang dapat menunjukkan hidrasi pada kulit, salah satunya yakni produk pelembab.
Nah, produk pelembab yang dapat dipilih oleh pemilik kulit berminyak adalah produk yang memiliki kandungan bahan yang dapat menghidrasi, mempunyai formulasi non-comedogenic dan ringan untuk kulit. Tidak mau repot? Kamini punya usulan pelembab kulit berminyak untukmu.
4. Semakin Mahal Produk Perawatan Kulit, Semakin Bagus Kualitasnya
Apakah yang menciptakan suatu produk perawatan kulit dibanderol dengan harga yang tinggi? Apakah karena diklaim mempunyai kandungan materi yang khusus dan langka? Atau alasannya diproses dengan teknologi yang mutakhir?
Bila ternyata jawabannya cuma karena kemasan ataupun seni manajemen pemasaran produsen, apakah kau tetap berpikir bahwa produk dengan harga yang tinggi memiliki kualitas yang lebih baik?
Baik produk drugstore maupun high-end jika dibuat oleh merk ternama dan tersertifikasi sebenarnya tidak memiliki banyak perbedaan dari segi formulasinya. Dan cuma aspek inilah yang bergotong-royong memilih kualitas suatu produk perawatan kulit.
Seperti dilansir dari refinery29, pada umumnya brand high-end mengambil formulasi dasar produk dari brand yang mempunyai kualitas produk sangat bagus. Sekalipun bila brand rujukan yang dimaksud membanderol produk-produknya dengan harga miring.
Kemudian, formulasi produk tersebut akan dihias dan dikemas kembali oleh brand high-end sehingga tampak mirip produk dengan mutu lebih baik. Padahal jikalau dicermati dari formulasi dasar, tidak terlihat perbedaan signifikan apapun.
5. Kandungan Bahan Alami Lebih Baik ketimbang Sintetis
Anggapan populer lain yang dipercaya penduduk yakni bahwa kandungan bahan alami dalam suatu produk perawatan kulit lebih baik dibandingkan kandungan materi sintetis. Karena itulah ketika ini banyak yang menentukan produk dengan klaim ‘formulasi alami’ dibandingkan produk yang tidak menonjolkan klaim tersebut.
Kandungan bahan alami diambil dari materi-materi yang terdapat di alam. Sementara materi sintetis adalah bahan yang dibuat di laboratorium. Meski berlawanan dari segi cara pembuatan, namun tidak ada yang menjamin bahwa materi alami terbebas dari bahan-bahan yang berbahaya bagi kulit. Pasalnya, senyawa yang diambil dari alam eksklusif memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan senyawa sintetis.
Contohnya saja, beberapa produsen keelokan menggunakan ekstrak camu-camu berry dalam memperlihatkan manfaat vitamin C. Namun, kandungan senyawa dalam ekstrak camu-camu berry tidak cuma vitamin C saja. Ada juga senyawa-senyawa lain yang juga mampu menunjukkan manfaat, ataupun malah menyebabkan reaksi alergi pada kulit.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kandungan bahan alami tidak lebih baik ataupun lebih buruk dibandingkan materi sintetis. Keduanya mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Tentu saja keduanya dapat mengambarkan reaksi positif pada seorang individu tetapi juga mampu bereaksi negatif pada individu yang lain.
6. Kulit Berjerawat Harus Sering Membersihkan Wajah
Pemilik muka berjerawat mungkin relate dengan mitos satu ini. Pasalnya, pemilik acne-prone skin cenderung memproduksi banyak minyak pada paras dibandingkan pemilik wajah wajar sehingga mengakibatkan penampilan muka terlihat greasy.
Masih ada yang menilai buatan minyak berlebih pada tampang berjerawat ini perlu dihindari dengan cara sering membersihkan muka. Sering mencuci muka pada paras yang berjerawat juga dianggap mampu mengurangi kotoran yang dapat memperparah keadaan abses. Sayangnya, anggapan tersebut tetap keliru.
Terlalu sering mencuci wajah hanya akan menawan banyak minyak alami kulit. Padahal minyak ini dapat memperkuat skin barrier yang juga dapat menangkal kontak pribadi antara kotoran dan kulit. Bila minyak alami ini terlampau banyak dihilangkan, kulit akan terasa sangat kering, kesengsem bahkan mudah iritasi.
Bukan itu saja, secara alami kulit juga akan menyeimbangkan kembali kondisi tersebut dengan memproduksi lebih banyak minyak dari sebelumnya dan membuat tampilan muka semakin berminyak. Karena itulah, pikiran pemilik wajah berjerawat mesti sering mencuci paras yaitu keliru. Tapi jangan cemas, Kamini punya cara sempurna untuk menetralisir bisul yang bisa dilakukan, lho.
Nah, itulah beberapa mitos seputar perawatan kulit yang banyak beredar di masyarakat. Setelah mengetahui fakta-fakta dibalik mitos tersebut semestinya kamu lebih mindful lagi dalam menyaring gosip yang beredar. Jangan ragu pula untuk senantiasa mengkonfirmasi berita yang kamu peroleh pada ahlinya supaya tahu apakah gosip tersebut dapat mengemban amanah atau tidak. Semoga membantu!