Para Pria Wajib tahu Kelebihan Menikahi Wanita Lebih Tua Ini
Jika telah saling jatuh cinta, perbedaan usia bukan satu alasan yang memberatkan kaki sepasang kekasih melangkah ke jenjang yang lebih lanjut, termasuk jikalau kandidat istri punya umur yang lebih tua. Sayangnya budaya patriarki yang masih mengakar kuat di penduduk Indonesia menciptakan keputusan tersebut terasa asing. Banyak fikiran bernada miring terlontar begitu saja, bahkan dari pihak keluarga.
Umumnya bagi budaya patriarki kandidat istri ideal yakni perempuan yang berusia lebih muda, sementara pihak suami mesti lebih bau tanah semoga dapat menjadi pemimpin untuk keluarga.
Kenyataannya kita tidak mampu mendikte kebutuhan orang lain terhadap kriteria pasangan idealnya. Tanpa disadari pula anggapan bahwa pemimpin keluarga harusnya laki-laki yang lebih bau tanah justru terasa meremehkan kesanggupan laki-laki yang lebih muda.
Di luar itu semua, stigma buruk ihwal wanita yang lebih renta dari pasangannya terus saja bergulir. Salah satu yang cukup secara umum dikuasai adalah pandangan bahwa wanita lebih tua akan mendominasi korelasi dan condong tak menghargai suaminya karena merasa lebih banyak pengalaman. Wanita yang lebih renta tak jarang dinilai lebih banyak memegang kontrol pernikahan.
Selain itu kualitas kesehatan perempuan yang lebih tua dalam satu pernikahan juga jadi pertimbangan. Belum lagi masalah kehamilan yang banyak dikhawatirkan, apalagi oleh pihak keluarga calon suami. Adanya hasil penelitian yang menyampaikan bahwa perempuan berusia 35 tahun ke atas rentan mengalami berbagai masalah pada kehamilan, memperparah cemas.
Pada akhirnya tak jarang planning pernikahan pun tersandung restu ketika si anak bujang memilih wanita yang lebih akil balig cukup akal darinya sebagai pendamping hidup. Padahal mirip hal lain di dunia ini, segala sesuatu pasti ada juga laba atau keutamaannya. Lalu, apa saja bahwasanya keunggulan menikahi wanita lebih bau tanah?
1. Lebih Dewasa
Walau kedewasaan tak mampu diukur dengan usia, tetap saja perempuan yang lebih renta cenderung punya ajaran yang remaja melampaui perempuan di bawah usianya. Dengan kedewasaannya, ia tidak kepincut memperpanjang masalah kecil dan sepele. Dia akan memilih untuk mengerti, mencoba mengerti lalu mendapatkan.
Jika problem yang kalian hadapi cukup besar, sebisa mungkin beliau akan berusaha membuatnya jadi kecil dengan melihat hal-hal baik atau solusi terdekat dan paling realistis. Daripada sibuk berdrama, perempuan yang lebih tua akan secepatnya membereskan problem tersebut.
Sebagai orang akil balig cukup akal, beliau juga tidak keras kepala atau kekanakan sehingga mau mendapatkan nasihat dan masukan dari pasangannya. Dia cenderung paham kapan harus serius dan kapan bisa bermanja pada suaminya. Hubungan yang mirip ini relatif minim perkelahian atau kesalahpahaman karena persoalan dapat diatasi dengan cara yang sampaumur.
2. Sudah Mandiri Secara Finansial
Salah satu keharusan suami yakni menafkahi atau memadai keperluan istrinya. Bekerja juga bentuk tanggung jawab sekaligus harga diri lelaki sebagai suami. Hanya, tak mampu dibantah bahwa kondisi mampu saja berubah, yang semula lancar jadi tersendat. Sulit diprediksi kapan roda mampu datang-tiba memosisikan dirimu berada di bawah.
Ketika calon istrimu yaitu perempuan yang lebih tua, ia punya kecenderungan sudah mandiri secara finansial. Umumnya mereka sudah mapan dari segi keuangan dan tak banyak mengandalkan uang dari orang bau tanah.
Dengan hal ini, kamu bisa sedikit tenang. Bukan berarti mengandalkannya untuk jadi tulang punggung keluarga ya, hanya setidaknya kamu punya partner hidup yang mampu dimintai derma sampai kondisi kembali membaik.
Baca juga: Keuntungan Pacaran dengan Wanita Mandiri yang Bikin Terkesan
3. Pribadi Penuh Kasih Sayang
Sejalan dengan kedewasaan yang dimiliki, perempuan lebih tua akan menghindari drama-drama tidak penting terlebih sampai harus berantem di depan umum. Mereka condong memilih bersabar serta penuh kasih sayang terhadap pasangannya. Saat bertikai paham, yang dia kedepankan bukan dugaan melainkan mendengarkan.
Sifat sabar dan kasih sayang ini berlaku dikala beliau harus mengorganisir buah hatinya kelak. Mengasuh anak punya kesusahan yang sulit dibayangkan.
Ia justru kerap dianggap selaku pekerjaan sepele sebab seharian hanya coba-coba dengan anak, sehingga stres akibat hal tersebut tidak tampak. Padahal untuk membesarkan buah hati perlu kedewasaan, perlu sabar yang seolah tak boleh berbatas dan batin yang hening serta sebanding.
Wanita yang sudah lebih sampaumur relatif memiliki itu semua. Dia punya emosi tetapi juga mempunyai keteguhan serta kasih sayang, terlebih untuk buah hatinya. Dia bisa memberikan peraturan pada anak-anak secara tegas tapi tetap dengan kelembutan dan sikap kooperatifnya.
4. Teman Tukar Pikiran yang Ideal
Pernikahan yakni perjalanan panjang yang menggembirakan tetapi ada kalanya bisa menjemukan dan melelahkan. Untuk melalui perjalanan itu kita memerlukan teman terbaik yang mampu menemani dalam berbagai keadaan, sobat terbaik yang juga mampu dimintai usulan atau dukungan. Jika kau mencari sobat hidup seperti itu, wanita yang lebih dewasa adalah pilihan sempurna.
Memiliki pengalaman hidup yang relatif lebih banyak menciptakan perempuan cukup umur dapat menjadi sahabat tukar fikiran yang ideal dan mampu diandalkan.
Pendapat-pendapatnya relatif valid alasannya adalah menurut pengalaman hidup yang dilalui. Menikahi wanita yang lebih renta, kamu tak perlu takut kehilangan support system berkualitas. Dia bersedia menjadi sahabat diskusi yang mengetahui kondisimu tanpa menghakimi.
5. Realistis
Terbiasa menghadapi banyak hal di hidupnya, entah kabar baik atau buruk, membuat wanita cukup umur atau yang usianya lebih renta relatif mampu mendapatkan berbagai kemungkinan dan kenyataan. Dia akan cenderung kongkret dan tidak ngawang-ngawang dalam menjalani kehidupan. Bagi mereka hidup bukan soal hal-hal manis saja, tapi juga kepahitan.
Sikap realistisnya ini bukan berarti pula beliau condong pada perilaku pesimis. Jika satu kondisi menurutnya tak bisa lagi dipertahankan atau berjalan dengan baik, secepatnya cari alternatif. Mereka tak suka bergantung pada “seandainya” dan akan memilih untuk menyiapkan diri guna menghadapi banyak sekali kenyataan. Sikapnya yang demikian membuat perempuan yang lebih tua tampaktegas sekaligus bijaksana.
6. Tidak Sulit Dipahami
Wanita identik selaku makhluk yang sulit diketahui. Wanita kerap bermain aba-aba atau merengek tanpa mengatakan dengan jelas keinginannya hingga-hingga menciptakan kaum lelaki kesulitan menebak dan serba salah. Pada perempuan yang lebih bau tanah, peristiwa seperti bermain kuis ini cenderung lebih jarang terjadi.
Mereka akan senantiasa terbuka tentang apa pun. Tidak pula gengsi memberikan keinginannya atau hal yang dirasa mengganggunya. Walau lebih senang terbuka, perempuan yang lebih tua kadang juga punya rahasia.
Namun, bila hal tersebut menciptakan pasangannya mulai gundah, tanpa sungkan dia akan membicarakannya. Ini ialah keunggulan menikahi perempuan lebih bau tanah yang akan menciptakan rumah tangga tidak susah dijalani.
7. Pandai Menempatkan Diri
Kelebihan menikahi wanita lebih bau tanah berikutnya yaitu dia berakal menempatkan diri dan tak suka berdrama. Dia tahu bagaimana bersikap di depan keluarga, di depan sahabat-temanmu, hingga di depan atasanmu di tempat kerja. Dia tidak akan menyibukkan atau mempermalukanmu dengan sikapnya yang kikuk atau kurang luwes.
Menempatkan diri di sini juga berarti ia tahu kapan saatnya bermanja-manja, kapan me time, kapan pasangannya perlu waktu untuk sendiri dan yang niscaya dia juga tahu kapan kau membutuhkannya. Selain itu dengan sifat antidrama yang dimiliki, perempuan yang lebih tua juga cenderung tidak akan mempermasalahkan hal kecil dalam rumah tangga kalian.
Beberapa point di atas merupakan hal-hal relatif atau kecenderungan yang bersifat baik ketika kamu menetapkan untuk menikahi perempuan berusia lebih sampaumur. Hal yang perlu dikenang yakni setiap pribadi pasti punya segi baik dan buruk. Tidak berpatokan pada usia, kesalahan yaitu milik siapa pun. Bagaimana? Apakah telah tambah yakin menikahi kekasihmu yang berusia lebih matang?